27 November 2012

KISAH ABDUL WAHID BIN ZAID


Salam kepada pembaca blog! 
Aku baru balik bercuti dari Taman Negara Tanjung Piai, Johor. Ingat nak post entri baru pasal percutian, tapi bila nak uplaod foto gagal pulak. Yang keluar ialah ...

Woohps! You're out of space. You are currently using 100% of you 1 GB quota for photo. Upgrade store. Photo are stored in your Picasa Web Album account and in your 1 GB free photo quota for photos. Additional storage you purchase is shared between several Google products and is in addition to your free quota. Learn more!

Untuk meneruskan entri terbaru, aku post cerita Allah Tidak Pernah Tidur dari Kisah Abdul Wahid Bin Zaid. Kisahnya begini...

Kami melakukan pelayaran dengan menaiki sebuah perahu. Hembusan angin telah membawa kami ke sebuah pulau. Di sana, saya melihat seseorang yang menyembah berhala. Kemudian kami bertanya kepadanya "Siapa yang kamu sembah?" Orang itu hanya menunjukkan jemari tangannya kearah patung.

Kemudian kami berkata, "Di dalam perahu kami ada patung seperti itu. Ia bukalah tuhan yang harus disembah".
Orang itu berkata, "Kalau begitu, apa yang kalian sembah?"
"Allah" jawab kami. "Siapakah Allah itu?" tanya dia. 
"Dialah Dzat yang menguasi Arasy di langit, bumi menjadi kekuasaan-Nya, dan hidup serta mati menjadi ketetapan-Nya."

"Kemudian dia bertanya, "Bagaimana kalian mengenali Dia?"
Kami menjawab, "Allah mengirimkan seorang utusan yang mulia kepada kami. Kemudian utusan itu mengkhabarkan kepada kami tentang ketuhanan-Nya." Dia bertanya,"Apa yang dilakukan oleh utusan itu?". Kami menjawab, "Menyampaikan risalah yang telah ditugaskan Allah kepada dirinya."

Dia bertanya lagi, "Apakah utusan itu meninggalkan tanda kepada kalian?". Kami menjawab, "Benar, dia telah meninggalkan kami kitab Allah'. Dia berkata, "Tunjukan kepadaku kitab Allah itu.". Sudah pasti, bahawa kitab Allah itu sangat baik. Kemudian kami memberikan kepadanya satu mushaf.

Dia berkata, "Saya tidak tahu bagaimana cara membacanya". Maka, kami membacakan kepadanya surah al-Baqarah. Belum selesai kami membaca surah al-Baqarah, dia menitiskan air mata hingga kami selesai mengkhatamkan surah al-Baqarah. 

Dia berkata, "Sungguh, pemilik kitab ini tidak layak untuk diingkari."Akhirnya, dia memeluk Islam. Kemudian kami membawa orang itu bersama kami. Seterusnya kami megajarinya ajaran-ajaran Islam dan membaca Al-Quran. Ketika gelap malam sudah datang, dan kami sudah melakukan solat serta makan malam, kami bersiap-siap untuk tidur. Orang itu berkata kepada kami, "Wahai para sahabatku, apakah Tuhan yang telah kamu tunjukan kepadaku ini tidur jika waktu malam sudah datang?"

Kami menjawab, "Tidak saudaraku! Dia adalah Tuhan yang Agung dan tidak pernah tidur." Kemudian dia berkata, "Kalau demikian, kalian adalah hamba yang paling hina. Kalian tidur pulas (tido sakan), sedangkan Tuhan kalian tidak tidur". Sungguh, kami dikejutkan oleh perkataanya. 

Abdul Wahid berkata, "Setelah waktu berlalu beberapa bulan, ada orang yang menyampaikan khabar kepadaku bahawa orang itu sedang sakit tenat menjelang kematiannya. Kemudian aku pergi menjenguknya dan aku berkata kepadanya, "Apakah ada sesuatu yang kamu inginkan?" Dia menjawab, "Sampaikanlah  ucapan terima kasihku kepada mereka yang telah datang ke pulau tempat tinggalku dulu".

Abdul Wahid berkata lagi, "Kedua belah mataku terbenam dalam rasa ngantuk. Aku tertidur di rumahnya. Dalam tidurku bermimpi. Aku melihat tempat kuburan orang itu. Di sana terdapat sebuah taman, di dalam taman ada rumah yang indah, di dalam rumah itu terdapat ranjang tidur (katil) dan diatas katil itu ada seorang gadis yang sangat cantik, yang mana aku belum pernah melihatnya. Gadis itu berkata, "Ya Allah, aku meminta kepada Mu agar Engkau segera mempertemukan diriku dengannya. Sungguh, aku sangat rindu untuk bertemu dengannya." Aku terbangun dari tidur. Teryanta, roh orang itu sudah meninggalkan dunia. Kemudian aku memandikannya, mengkafaninya dan memakamkannya. Tatkala malam sudah menjelang, aku tidur. Dalam tidur aku bermimpi. Aku melihat dia di dalam rumah yang ada di tengah taman bersama gadis yang sangat cantik jelita itu. Dan orang itu membaca ayat Al-Quran yang bermaksud,
                
           "Sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat  dari
            semua pintu. Sambil mengucapkan  'Salamun, alaikum bima
            sahabartum.' Maka alangkah baiknya tempat kesudahan 
            itu". - (Ar-Ra'du:23-24)          

No comments:

Post a Comment